सधन II. RJW:50

50.
''apabila setiap orang memeriksa hal ini, apakah kecakapanku? apakah kedudukanku? , ia akan segera menyadari kehancurannya. apakah mau seekor harimau, bagaimanapun laparnya, makan jagung goreng atau biji jambu mente? kejarlah tujuan yang sesuai dengan kelahiranmu; bagaimana mungkin seekor burung kakaktua dapat merasakan manisnya buah mangga, kalau ia mematuk buah pohon kapas? jadikanlah usahamu sesuai dengan martabat tujuan. jangan menjadi lemah dalam usaha, apapun hambatan itu, betapapun jauhnya perjalanan itu''

---sri sathya sai

सधन II. RJW:49

49.
''kedamaian dan kegembiraan yang ia dapatkan sekarang, hanya bersifat sementara; sekarang datang, dan pergi pada waktu beberapa menit berikutnya. kesakitan mengakhiri kegembiraan; kegembiraan karena absennya kesakitan. mengapa manusia harus hidup bertahun-tahun--suatu beban bagi dunia, amat banyak beras dan gandum yang dipergunakan tahun demi tahun, tanpa keuntungan balik berupa kesenangan dan ketenteraman bagi diri seseorang. cahaya lampu petromax akan menyala terang, apabila kamu pompakan angin dengan giat, yaitu hendaknya kamu sibuk dalam sadhana dan terangilah akal budhimu baik-baik dan pancarkan penerangan kepada semua orang yang mendekatimu''

----sathya sai

सधन II. RJW:48

48.
''hanya dengan sadhana, rahasia benda-benda atau rokhani dapat diketahui, dikuasai dan dipergunakan untuk keuntungan seseorang. didalam wiweka-cudamani, sankara mengatakan: ''apabila nikshepa atau harta kekayaan melingkar mengelilingi perut bumi dikeluarkan hanya dengan memanggilnya saja, itu tak dapat menolong. kamu harus mengetahui dengan pasti dimana letaknya, dengan pertolongan seorang ahli berpengalaman dan mengeluarkan karang, batu-batu dan pasir; mengambilnya dan membawanya keatas tanah" begitu pula tattwa sang diri, haruslah dipelajari terlebih dahulu dengan tuntunan seseorang yang telah mengetahui brahman; kemudian proses manana, dhyana, nididhyasana harus dialami''

---sathya sai

सधन II. RJW:47

47.
''seseorang haruslah mempraktekkan ketidakterikatannya pada setiap langkah, atau yang lain, kelobaan dan kekikiran akan menguasai hakekat manusia yang lebih baik.
hakekat itu adalah bersifat ilahi, karena tuhan adalah bahan dasar manusia sebenarnya, yakni sebuah nama dan rupa. untuk mewujudkan hal ini , seseorang harus memiliki dan mengembangkan sadhana-catushtaya, yaitu:


nithyaanithya wiweka (membedakan antara yang tidak berobah dengan yang berobah, yang kekal dengan yang sementara ) umpamanya; dengan mengetahui bahwa bumi atau alam raya secara pasti mengalami perobahan dan pergantian, hanya brahman yang tak berobah (stabil);
ihaamutra-phala-bhoga-wiraaga: membebaskan diri dari kesenangan yang diperoleh di sorga, setelah mencapai kepastian, bahwa itu akan pudar dan penuh dengan kesedihan.
samadamaadi-shatkasampaththi: dan pencapaian 6 kecakapan yang diinginkan; pengendalian terhadap indra-indra luar dan dalam dan pancaindra yang tepat, ketabahan ditengah-tengah kesedihan dan kesakitan, kegembiraan dan kemenangan.
uparathi: pengunduran diri dari semua kegiatan yang menimbulkan akibat yang mengikat.
sraddha: kepercayaan atau keimanan yang teguh kepada guru dan teks-teks yang beliau terangkan.
samaadhanam: juga pada perenungan dasar brahman, tanpa terganggu oleh gelombang pemikiran yang lain. meskipun susu dibuat diseluruh badan lembu, kamu harus mempercayakan pada empat buah puting susu untuk memperolehnya; juga 4 sadhana atau puting susu, harus diperah untuk memperoleh kemajuan jnana.''

----sathya sai

सधन II. RJW: 46.

46.
''rahasianya; bukalah pancuran kebahagiaan didalam hati; yang tak pernah gagal, senantiasa penuh, sejuk segar, karena ia keluar dari tuhan. apakah jasmani atau badan itu? itu adalah atma yang terbungkus dalam lima buah selaput, yaitu:
annamaya--selaput yang terdiri dari bahan makanan.
pranamaya---selaput yang terdiri dari daya hidup.
manomaya---selaput yang terdiri dari pikiran.
wijnamaya -- selaput yang terdiri dari akal budhi ( kecerdasan)
anandamaya---selaput yang terdiri dari kebahagiaan.
dengan perenungan yang terus menerus terhadap selaput (kosas) itu, para sadhaka mempertimbangkan untuk mundur atau menghindari satu persatu dari lapisan yang terluar sampai yang terdalam, yang lebih nyata, yaitu ananda. jadi secara bertahap meninggalkan kosa (selaput) itu satu persatu, sehingga mampu meluluhkan semua untuk mencapai pengetahuan tentang kesatuannya dengan brahman.''

--------(sathya sai)

सधन SADHANA : DISIPLIN SPIRITUIL

Merupakan point-point spiritual yang disarikan dari wejangan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba, yang pertama kalinya dihimpun oleh alm. N.Kasturi, "SADHANA The Inward Path Quotations from the divine discourse of Bhagavan Sri Sathya Sai Baba".
yang dialih bahasakan oleh Dr I Dewa Gde Malih.

ओम साईं नमो नम:
श्री साईं नमो नम:
जय जय साईं नमो नम:
सद्गुरु साईं नमो नम: