सधन III. SKJ:6

''Banyak orang yang berpikir tentang Tuhan, hanya ketika kesedihan menimpa mereka; sudah tentu itu adalah perbuatan baik; lebih baik dibanding mencari pertolongan dari mereka yang juga mudah terkena kesukaran. Tetapi secara tak terbatas, lebih baik berpikir kepada Tuhan, dalam kesukaran maupun dalam kegembiraan, dalam kedamaian dan dalam perjuangan, disegala cuaca. Bukti adanya hujan adalah basahnya tanah; bukti adanya Bhakti adalah kedamaian seorang Bhakta. Santhi melindunginya dari serangan gencar keberhasilan dan kegagalan, keuntungan dan kerugian, terhormat maupun terhina. Bhakti adalah sungai Gangga, Wairagyam adalah Yamuna, dan Jnana adalah Saraswati dari triveni spirituil. Jnanam adalah kereta langsung kamu hanya menaikinya; itu sudah cukup, ia akan membawamu langsung ketujuan. Bhakti adalah wagon langsung yang di suatu tempat mungkin dilepas dan dihubungkan dengan kereta lain; apabila kamu masuk kedalamnya , kamu tak usah khawatir; selama kamu tetap ditempatmu, ia akan membawamu ke tujuan. Karma adalah kereta api biasa; bila kamu menaikinya, kamu harus naik turun dengan bagasimu di setiap stasiun dan terpaksa melakukan pekerjaan yang lebih banyak untuk sampai ke tujuan.
Bhakti sendiri sudah cukup, apalagi sampai mencapai Jnana. Berakhir pada Samadristhi dan menghancurkan ke-aku-an. Jnana juga dapat memberimu hasil yang demikian. Sekali waktu , Narada memberi pelajaran para gopi, pengembala sapi wanita yang buta huruf, dasar-dasar filsafat, yang disebut Wijnanabodha, Krsna menyetujui. tetapi mereka berkata;'kami tidak ingin akan pelajaran dan ceramahmu.Kami melihat Krsna dimana-mana dan dalam segalanya, sehingga kami tak memiliki Ahamkaram, Kami percaya, ini sudah cukup bagi kami'. Narada mendapatkan bahwa apa yang mereka minta adalah benar; sehingga Narada mengalah''

----Sathya Sai

सधन III. SKJ:5

5.
''yang dekat itu dapat diperoleh dengan bhakti, yang tak dapat bertahan kecuali setelah bebas dari 'aku' dan 'punyaku'. apabila narapidana diambil dari suatu tempat dan dibawa ke tempat lain, dia ditemani oleh dua orang anggota polisi, bukan? bila seseorang yang terpenjara disini bergerak dari suatu tempat ketempat lain, ia juga ditemani oleh ahamkara dan mamakara, ke-akuan dan keterikatan. apabila ia berpindah-pindah tanpa yang kedua itu, kamu dapat memastikan, ia orang bebas, dibebaskan dari penjara''

----sathya sai

सधन III. SKJ:4

4.
''melangkah setapak demi setapak untuk mencapai ujung jalan. satu tindakan disusul dengan yang lainnya, menjadikan kebiasaan yang baik. dengan mendengarkan, kamu dapat bertindak. pastikanlah untuk bertindak, bergabung hanya dengan teman yang baik, hanya membaca buku-buku yang memberi kemajuan, membangun kebiasaan namasmarana (menyebut nama - nama tuhan), kemudian ajnana akan lenyap secara otomatis. anandam akan memancar dari dalam dengan merenungkan anandaswarupa akan mengusir segala kesedihan dan kecemasan''

--sathya sai

सधन III. SKJ:3

3.
''bila kamu menyebarkan benih pada permukaan tanah, ia tak akan tumbuh. kamu harus meletakkannya dalam tanah. demikian pula bhoda, bila disebarkan pada permukaan, tak akan tumbuh, menjadi pohon pengetahuan dan menghasilkan buah kebijakan. tanamlah dalam hati, sirami tanaman itu dengan prema, rabuklah dengan keimanan dan keberanian, semprotlah dengan pestisida bhajana dan sadsanga, sehingga kamu dapat memperoleh keuntungan pada akhirnya. kamu juga belum memulai melakukan sadhana, masih juga kamu menghendaki santhi; mengharapkan karunia. bagaimana mungkin itu terjadi? mulailah! kemudian segala sesuatunya dapat ditambahkan kepadamu''


---sathya sai

सधन III. SKJ:2

2.
''bhakti dapat dikenal sebagai disiplin yang mampu merubah egoisme dan membatasi 'aku' dan 'punyaku'. itulah sebabnya mengapa seorang bhakta dinyatakan oleh mereka yang mengetahui sebagai seorang 'a-wibhakta' dengan tuhan, 'tidak terpisahkan dari tuhan' selalu dalam kondisi apapun. tindakan dan perasaannya berpusatkan tuhan. mestinya bila kamu berdoa dalam keadaan tertekan oleh kesukaran, kecemasan dan kerugian, 'ya tuhan! selamatkanlah aku, bebaskan aku dari petaka ini' dan bila hal itu lewat, bila sekali lagi kamu menerjuni urusan objektif diperbudak oleh tujuan-tujuan duniawi; tingkah laku yang demikian wajar disesalkan''

---sathya sai

सधन III. SKJ:1

1.
''bhakti atau pengabdian kepada tuhan jangan dinilai atau diukur dengan tasbih atau lilin, terek (gambar tanda suruh) didahi, rambut kusam atau gemerincingannya gelang kaki; alasan dan niat suci itulah yang pokok, sehingga prema (cinta kasih), yang merupakan satu komponen bhakti tidak merembes keluar dari hati nurani. tanda-tanda luar bhakti yang sejati, ada tiga, yaitu: kepercayaan, kerendahan hati dan keprihatinan. kepercayaan adalah kemenangan akhir dari kebenaran dan cinta kasih; rendah hati dihadapan orang yang lebih tua dan bijaksana; keprihatinan dalam kehadiran kejahatan; kekhawatiran bercampur dengan teman-teman yang buruk, masuk dalam rencana kejahatan, bertindak yang berentangan dengan bisikan hati nurani. bhakti tidak akan tumbuh dari luar diri manusia; bhakti harus ditumbuhkan dari dalam dengan usaha membersihkan mental, untuk mengetahui hakekat asal mula manusia dan alam semesta, untuk mencoba memegang dengan tangan rohani, hubungan manusia dengan segala objek luar yang sekarang mempesonakan dan menggagalkannya''

--sri sathya sai

सधन II. RJW:62

62.
''hidup cuma sekali; sehingga kamu hanya lahir sekali. janganlah kamu jatuh cinta kepada dunia demikian jauh, sehingga hatimu akan rawan (pikiran yang palsu) membawamu berkali-kali tertipu oleh campuran kebahagiaan dan kesedihan (pengalaman dunia objektif). sedikitnya, kamu mundur sedikit kebelakang, jauhkan diri dari keterlibatan di dunia; sadarilah, bahwa semua ini adalah pertunjukkan yang sutradaranya adalah tuhan, kamu dalam bahaya karena terlibat terlalu jauh dalam duniawi. pergunakanlah dunia sebagai tempat latihan, untuk berkorban, pengabdian perluasan hati nurani, pembersihan emosi. hanya itulah makna dunia ini''

--sathya sai

सधन II. RJW:61

61.
''tidurlah didalam kelambu; nyamuk tidak akan dapat mengganggu; demikian juga janganlah diijinkan nyamuk kesenangan (kama), krodha (kemarahan),  dan yang lainnya, untuk mengganggu dirimu. masuklah kamu dalam kelambu sadhana, selama kamu masih di dunia. wujudkanlah dirimu yang tertinggi didunia, tetapi jangan diijinkan keduniawian memasuki dirimu, itulah pertanda kamu berbudi pekerti (wiweka)''

---sathya sai

सधन II. RJW:60

60.
''manusia mengharapkan kedamaian, kebahagiaan dan karunia untuk dirinya. ini dapat dimiliki dengan membayar pajak dalam bentuk meditasi untuk kedamaian, berdoa untuk kebahagiaan dan rahmatnya dan bermacam-macam disiplin bathin lainnya untuk kebaikan yang sepadan. apabila kamu bekerja separuh waktu (part timer), kamu mendapat imbalan separuh. pada masa kini pengabdi pengabdi separuh waktu mengharapkan imbalan penuh untuk pengabdian yang hanya separuh hati. bagaimana kamu mendapatkannya? apabila kamu hanya memberikan separuh hatimu dan mengharapkan imbalan sepenuhnya dari karunia tuhan, hal itu seperti meminta bayaran penuh untuk pekerjaan yang hanya separuh. apabila kamu menyadari dengan sepenuh hatimu, bahwa segala sesuatu yang kamu lakukan atas karunia tuhan, maka pastilah sepenuhnya akan dikabulkan tuhan. cobalah, kamu akan mendapatkannya''

--sri sathya sai

सधन II. RJW:59

59.
''kebahagiaan yang sebenarnya bertahta didalam hati dan pikiran kita. tanpa menggunakan akal budi kita yang semestinya, tanpa mengembangkan rasa ketidakterikatan terhadap badan kita dan tanpa memiliki rasa percaya terhadap yang bersifat ilahi, kita nampaknya tak akan dapat memetik buah tindakan kita. bila kamu jauh dari keinginan untuk mensucikan hati dan bathinmu dan bila sangat cenderung untuk menikmati keinginan indera-indera, kamu tidak akan pernah memetik buah perbuatanmu, meskipun kamu berdoa kepada tuhan untuk memohon karunia-nya''

---sathya sai

सधन II. RJW:58

58.
'' jika hanya untuk memperhatikan kebutuhan tubuh, berilah makanan tiga kali sehari untuk menjaga kelancaran fungsinya, demikian juga , pergunakan waktu sedikit untuk memelihara kesadaran rokhanimu supaya berfungsi. pergunakan satu jam diwaktu pagi, dan lainnya diwaktu malam dan yang ketiga sebelum matahari tenggelam, brahmamuhurtha saat japam dan meditasi untuk tuhan. kamu akan memperoleh ketenangan sebagai sumber kekuatan yang muncul dari dalam setelah maju dalam sadhana. setelah beberapa waktu, hatimu akan terikat pada nama, kapanpun dan dalam kegiatan apapun juga; akhirnya kedamaian akan menjadi temanmu yang akrab''

---sathya sai

सधन II. RJW:57

57.
''kurangilah keinginan-keinginan, hidup sederhana, itulah jalan menuju kebahagiaan. keterikatan menimbulkan kesusahan setelah disadari; dan akhirnya, ketika kematian menuntut bahwa segala sesuatu harus ditinggalkan dan setiap orang juga ditinggalkan, kamu dikuasai kesedihan. jadilah seperti teratai diatas air, dipermukaan bukan didalamnya. air dibutuhkan oleh teratai untuk pertumbuhannya; tetapi tidak memberikan setetespun untuk membasahinya''

---sathya sai

सधन II. RJW:56

56.
''tinggalkan paham keterpisahan dirimu; lihatlah pada semua mahluk hidup, dirimu; dan dirimu pada semua mahluk hidup. itulah penolakan yang tertinggi, penolakan terhadap indra keakuan yang membuat kamu terikat pada tempat yang sementara ini, bungkusan tulang dan daging, berkulitkan nama dan rupa. latihan spirituil terdiri atas dua hal: renungan pada tuhan dan penemuan realitas, hakekat pembawaan seseorang''

---sathya sai

सधन II. RJW:55

55.
'' untuk dapat memiliki pandangan tuhan, kamu harus membersihkan rokhanimu dan melaksanakan kehidupan yang budiman. kita harus menjaga akal budi kita untuk tidak terlibat dalam isu-isu duniawi. akal budi atau kecerdasan jangan digunakan sebagai alat untuk mengenyangkan jasmani dan menggoda mental. sebaliknya ia harus dipergunakan untuk penyelamatan atma. atma harus menjadi saksi yang tak terpengaruh oleh lingkungannya. kemudian ia berada dalam keadaan niwritti. dalam hal ini kerugian kerja tak ada hubungannya dengan niwritti. hanya pengorbanan keinginan orang sajalah yang ada hubungannya dengan niwritti''

---sathya sai

सधन II. RJW:54

54.
''pikiran juga akan hilang secepat penelitian dimulai, karena hal itu berarti seperti kain yang tersusun dari anyaman benang. setiap helai benang merupakan keinginan, sebuah harapan, sebuah keterikatan. sisihkanlah benang itu dan kain itu akan lenyap. khayal itu ibarat kapas, keinginan adalah benang, pikiran merupakan kainnya. melalui wairagya, anyaman dapat dibongkar. sadhana harus mempunyai pengaman pribadinya, yaitu wiweka dan wairagya. sehingga ia dapat bergerak didunia ini tanpa senjata''

---sathya sai

सधन II. RJW:53

53.
'' ananda yang kamu peroleh, bila kamu baik-baik dan berbuat baik, sudah cukup memberikan inspirasi dan cukup berarti. hindarilah segala godaan jatuh kedalam pergaulan jahat. ini akan memberimu rasa kehormatan diri; kamu akan mampu berdiri diatas dasar tujuanmu; kamu tak usah menundukkan kepala dihadapan siapapun. apabila kamu hidup seperti itu, kehidupan itu sendiri adalah suatu prachara yang baik buat-ku. apabila kepalsuan dan kebencian meraja lela ambillah sebagai ujian dari wiweka dan kshama-mu (kesabaranmu)''


---sathya sai

सधन II. RJW:52

52.
''SESEORANG MEMINJAM UANG DARI YANG LAINNYA DAN BERJANJI UNTUK MENGEMBALIKANNYA SETELAH MATAHARI TERBIT BESOK. YANG LAINNYA ITU BERTANYA; ''BAGAIMANA KAMU MEMASTIKAN, MATAHARI AKAN TERBIT DIHARI ESOK?'' DITANYA BEGITU SIPEMINJAM MENJAWAB, ''TETAPI BAGAIMANA KAMU YAKIN BAHWA AKU MASIH HIDUP UNTUK MENGEMBALIKANNYA ATAU KAMU MASIH HIDUP UNTUK MENERIMANYA KEMBALI?'' SEGALA SESUATU MENGENAI KEHIDUPAN  ADALAH TIDAK PASTI. SEHINGGA, MAJULAH TERUS, SEJAK SAAT INI, AMBILLAH PALING SEDIKIT BEBERAPA LANGKAH YANG MENGARAH TUJUAN, SELAGI KAMU MENDAPAT KESEMPATAN. HANYA DENGAN USAHA ITU SAJA MUDAH-MUDAHAN TUHAN BERKENAN MEMBERIKAN KAMU KESEMPATAN HINGGA KAMU MENCAPAI TUJUAN''


---SRI SATHYA SAI BABA

सधन II. RJW:51

51.
''badan adalah wahana yang kamu harus pakai untuk mencapai keadaan bahagia sehingga ia harus dijaga agar sehat dan kuat untuk mencapai tujuan yang tinggi tersebut. ia adalah alat sadhana yang telah diterima karena jasa kehidupan sebelumnya. setiap saat ia berjalan menuju kehancuran sehingga waktu jangan dibuang untuk mengejar hal-hal yang tidak bermanfaat. adalah lebih baik kita menganggap badan sebagai wahana yang bermakna terbatas, dari pada diangkat ketingkat ada dan akhir dari seluruh kehidupan. perlakukanlah sebagai luka yang memerlukan verban (pakaian), obati dengan obat (makanan) dan bersihkanlah (mandi dan minum), kamu dapat melepaskan diri dari keterikatan diluar batas; hanya dengan cara demikian''

---sri sathya sai

सधन SADHANA : DISIPLIN SPIRITUIL

Merupakan point-point spiritual yang disarikan dari wejangan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba, yang pertama kalinya dihimpun oleh alm. N.Kasturi, "SADHANA The Inward Path Quotations from the divine discourse of Bhagavan Sri Sathya Sai Baba".
yang dialih bahasakan oleh Dr I Dewa Gde Malih.

ओम साईं नमो नम:
श्री साईं नमो नम:
जय जय साईं नमो नम:
सद्गुरु साईं नमो नम: