सधन II. RJW: 16


16.

" Apakah tujuan yang sebenarnya dari semua Sastra, bhagawatham Purana, ceramah-ceramah ini dan Harikatha? Cobalah jawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. ini semua adalah untuk menjelaskan kepada manusia, kebenaran tentang dirinya sendiri. Tidak ada bagian-bagian yang menuntunmu kearah yang salah. Juga bukanlah keinginan para bijaksana menuliskan sejarah ini dan pengalaman mereka sendiri. Kamu hanya mengetahui keadaan yang sekarang, apa yang terjadi di depan matamu; kamu tidak mengetahui bahwa saat ini berhubungan dengan waktu lampau dan merupakan persiapan untuk masa mendatang."

(Baba)

सधन II. RJW: 15


15.

"Tanpa menaklukkan badanmu, kamu tidak dapat mengetahui kebenaran, dalam hal ini tanpa menaklukkan lapar dan haus, kamu tidak dapat mengetahui realitas yang paling utama dan bila kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang dirimu sendiri, kamu tidak dapat disebut sebagai manusia."

(Sathya Sai Baba)

सधन II. RJW: 14


14.

"Tetapi biarlah Aku katakan kepadamu, bahwa kehidupan berumah tangga tidak akan menghalangi jalan menuju Perwujudan. Peliharalah istri dan anakmu sebagai suatu yang dipercayakan Tuhan kepadamu dan layanilah mereka dalam semangat seperti itu. Persiapkanlah dirimu untuk membujang dan berdisiplin rohani, sejak berumur 50 tahun; kuasailah panca inderamu dan kendalikan sepenuhnya pada umur sekian itu. Pada umur 60 tahunan, kamu harus mampu menaklukkan enam musuh manusia yaitu; kesenangan(kama), kemarahan(kroda), ketamakan(lobha), kemabukan(mada), kesombongan(kebingungan;moha) dan iri hati(matsarya). Pada umur 70 tahunan, kamu harus mampu atau siap bergabung dengan 7 orang ahli filsafat, 7 lautan dan 7 warna sinar matahari; yaitu, kamu harus sudah jauh diata keinginan-keinginan duniawi dan sedekat mungkin menuju titik penyatuan, melalui Sadhana. Pada umur 80 tahunan, kamu harus memperhatikan dirimu sejajar dengan dewa-dewa pada delapan penjuru mata angin, lebih kurang sepadan dalam keilahian, sifat-sifat dan wataknya. Pada umur 90 tahunan, atau lebih, menuju 9 kerajaan Planit, masuk kedalam kerajaan yang luar biasa. Kalau kamu mencapai tanda-tanda umur 100 tahun, pada akhir dekade ke 10 kamu harus mampu menguasai dan mengendalikan kesepuluh indria; lima indra penggerak dan lima indra pengetahuan dan menjadi kelahiran kembali Yang bijaksana, bebas dari bekas perbuatan atau akibat dari perbuatan dan keinginan. Dan yang Absolut adalah satu dan tidak dapat dibedakan."

(Sathya Sai Baba)

सधन II. RJW: 13


13.

" Apabila kamu berpegang teguh pada jalan Dharma dan terikat terus pada kerinduan tersebut, kamu dapat menjadi Paramahamsa, meskipun kamu baru mulai atau bahkan seorang yang tak percaya."

(Baba)

सधन II. RJW: 12


12.

"Sadarlah, bangun dan jangan berhenti sebelum cita-cita tercapai,
'Uthishta, Jagratha, Prapyawaraannibodhatha'.
Tetapi seseorang tidak perlu dipaksakan berjalan kearah tujuan. itu bukanlah suatu tempat diman kamu diharuskan pergi. Dalam hal ini kamu hanya membuka matamu, untuk membersihkan kejahatan bangun dari mimpi, penerangan dari 'Jnanadeepa'."

(Sathya Sai Baba)

सधन II. RJW: 11

11.

"Lampu harus dinyalakan didalam 'antahkarana' manusia, lebih baik dari pada didalam rumah dimana gambaran Tuhan dipasang dan dipuja."

(Sathya Sai Baba)

सधन II. RJW: 10


10.

"Karma membersihkan hati nurani, kalau dilaksanakan demi pengabdian (bhakti), karena akibatnya dipasrahkan kepada keinginan Tuhan. Penyesalan dapat menyelamatkan orang-orang yang berdosa dari kematian abadi. Tidak ada upacara penebusan dosa manapun yang seefektif penyesalan secara tulus."

(Sathya Sai Baba)

सधन II. RJW: 9


9.

"Tuhan paling dekat denganmu. Doronglah pintu khayal yang telah lumutan, robeklah tabir kebodohan, bukalah mata yang tertutup, Beliau persis ada di depanmu. Kabut kepuasan indra menyembunyikan Dia darimu. Hidupkanlah lampu, kegelapan akan sirna dan Dia akan dapat dilihat."

(Sathya Sai Baba)

सधन II. RJW: 8


8.

"Cintailah semuanya; hormatilah semuanya; tolonglah semuanya dengan kemampuanmu yang paling baik. Usahakanlah untuk menjadi yang berguna, semanis dan selembut mungkin. Kemudian, tempat kamu berdiri akan menjadi suci seperti  daerah Kasi (Banares). Kata-kata yang kamu ucapkan, akan menjadi sesuci kitab suci. Sadhana ini akan menuntunmu kearah Kenyataan."

(Sathya Sai Baba)

सधन II. RJW: 7


7.

"Terimalah segala kekayaan dan kemakmuranmu dalam kepercayaan pada Tuhan yang telah memberikannya kepadamu, dan juga keluargamu, laksanakanlah itu sebagai kepercayaan suci, seperti seseorang yang diberikan Tuhan kepadamu untuk dicintai, membantu perkembangannya serta menuntunnya. Jadi, kamu harus meningkatkan keterlibatanmu dalam bhakti dan buatlah sebagai sarana untuk kemajuan spirituil."

(Sathya Sai Baba)

सधन II. RJW: 6


6.

"Jalan yang termudah untuk mencapai perwujudan diri adalah penyerahan diri, penyerahan ke-akuan; saranaagathi. Arjuna menyerahkan dirinya sehingga perang, dimana ia terlibat, dirubah menjadi sebuah yajna, latihan spirituil. Daksa juga melaksanakan yajna; tetapi ia tidak menyerahkan keakuannya, ia penuh rasa serakah yang mengecilkan Tuhan. Sehingga yajna nya dirubah menjadi perang berbau kebencian. Jangan kamu lubangi ke-akuanmu  yang sangat kecil itu melawan kekuasaan Tuhan ; tinggalkan itu sesuai keinginan-nya dan kamu akan mendapat kedamaian abadi."

(Baba)

सधन II. RJW: 5


5.

"Dimanapun kamu berada, apapun yang kamu kerjakan, lakukan itu sebagai tindakan bhakti, suatu pengabdian, pemujaan Tuhan sebagai pemberi inspirasi, sebagai saksi, Yang Maha Kuasa. Janganlah membagi kegiatanmu menjadi"Ini untuk kepentinganku" dan ini "Untuk kepentingan Tuhan". Meskipun kamu membagi nol dengan nol, kamu toh mendapatkan nol. Bila kamu melakukan pekerjaan, jangan sampai meninggalkan sisa, haruslah tuntas semuanya. Pandanglah semua pekerjaan sebagai satu pekerjaan. Seperti sastra menyatakan, kamu hendaknya jangan meninggalkan sisa, atau berimbang dalam berhutang, pada penyakit, dalam membalas dendam terhadap musuh, dalam perputaran lahir mati. Selesaikan semuanya sampai yang terakhir. Mereka tak akan terulang kembali. Apabila kamu mempersembahkan semua kegiatanmua di bawah kaki padma tuhan membebaskannya dari bekas-bekas sisa rasa kemilikan, akibatnya tidak akan mengikat kamu, kamu dibebaskan, dan mendapat moksa."

(Sathya Sai Baba)

सधन II. RJW: 4

4.

" Berkah Tuhan adalah curahan air hujan, laksana sinar matahari. Kamu harus melaksanakan Sadhana untuk mencapainya; Sadhana dari penjagaan tempayan tegak untuk menerima air hujan, Sadhana dari terbukanya pintu hatimu, sehingga sinar matahari dapat meneranginya. Seperti musik yang disiarkan oleh pemancar radio, semuanya berada di sekitarmu, tetapi kamu harus menghidupkan dan menyetel pesawat radio penerimamu pada gelombang yang benar sehingga kamu dapat mendengarkannya dan menikmatinya. Mohonlah berkah, namun paling sedikit lakukanlah Sadhana. Berkah-nya akan mengatur segala hal dengan benar. Akibat utamanya adalah 'pernyataan diri' (Athmasaakshaatkaara); tetapi ada keuntungannya yang lain yang bersifat sementara seperti kehidupan yang puas dan berbahagia, watak pemberani, menetap dalam ketenangan hati, atau Santhi. Manfaat utama dari sebentuk permata adalah kepuasan yang bersifat pribadi; tetapi, bila seseorang mempunyai mata uang yang terakhir dikantongnya, ia dapat berdagang dan memulai kehidupan kembali. Itulah manfaat yang kebetulan. Pohon yang ditanam dapat memberikan seikat buah sebagai pemberian utama, tetapi daun-daunnya, batangnya, bunganya sebagai tambahan, juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya. inilah hakekat berkah itu. Dapat memenuhi segala keperluan."

(Sathya Sai Baba)

===============================================
 ''god's grace is the shower of rain, as the sunlight.you have to do some sadhana to acquire it; the sadhana of keeping a pot upright to receive the rain, the sadhana of opening the door of your heart so that the sun may illumine it. like the music that is broadcast over the radio, it is all around you; but you must switch your receiver on and tune in, to the right wavelength so that you can hear and enjoy it. pray for grace; but do at least this little sadhana. grace will set everything right. its main consequence is 'self-realisation' (atmasakshatkara); but there are other incidental benefits too, like a happy, contented life here below, acool, courages temper, established in unruffled equanimity or shanthi. the main benefit from a jewel is personal joy; but, when one has come to the last coin in the purse, one can sell it and start life again! that is an incidental advantage. the plantain tree has the bunch of fruits as its main gift! but the leaves, the soft core of the trunk--the flower bud-- these are subsidiary items that can also be put into profitable use. this is the nature of grace. it fulfils a variety of wants''


--- sathya sai
=============================================== 

सधन II. RJW: 3


3.

" Sekarang, hukum tingkah laku manusia telah menjadi "masing-masing untuk diri sendiri" ini disebabkan oleh kenyataan bahwa semuanya  adalah "satu dalam Tuhan" (Sarwa Brahma Mayam) tidak dikenal dan diwujudkan. Hasil dari Sadhana ini; keyakinan yang kuat adalah dari pertumbuhan yang lambat, tetapi itu harus diperoleh."

(Sathya Sai Baba)

===============================================
 ''now, the law of human behaviour has become 'each to himself ' ; this is because, the fact that all are 'one-in-god' is not known and realized. this is the product of sadhana; the conviction is of slow growth, but, it has to be acquired.''


-- sathya sai baba
=============================================== 

सधन II. RJW: 2

2.

"Sebuah pertanyaan yang sering dilontarkan oleh orang-orang sampai sekarang, adalah "Dimanakah tuhan itu berada?" Dengan mengucapkan nama Tuhan secara terus-menerus, Prahlada mengetahui, bahwa Tuhan itu berada dimana-mana; adalah tidak benar untuk menyatakan , "Dia hanya ada disini" atau "Dia hanya ada disana". Perwujudan dari kebenaran ini hanya dapat terjadi setelah melakukan Sadhana yang giat."

(Sathya Sai Baba)

===============================================
 ''the question, 'where does god exist?' is often trotted out by people nowadays. by unceasing recitation of the name of god, prahlada knew that god is everywhere; it is not correct to assert, 'he is only here' or that 'he is not there.' the realization of this truth can come only after intense sadhana''


-- sathya sai baba
=============================================== 

सधन II. RJW: 1

1.

"Tidak ada masyarakat manusia lain, selain masyarakat Hindu yang telah memikirkan begitu dalam persoalan lahir dan mati, berfikir dan lanjutan dari akibat pemikiran, berbicara dan berbuat sesudah kematian. Pemecahan yang mereka temukan dan membuktikannya adalah begitu menyeluruh, sangat meyakinkan dan sangat bermanfaat bagi peningkatan kehidupan pribadi dan masyarakat, yang telah mereka uji selama berabad-abad dengan penilaian kritis oleh para sarjana dan orang-0rang bijaksana dari seluruh negeri. Satu segi yang patut dihargai dari penelitian ini adalah bahwa akal budhi tak pernah mengambil tempat yang kedua. Pada setiap langkah, sadhana diperkuat oleh akal budhi. Sadhana adalah aturan hidup. Penyakit Ajnana disembuhkan dengan tablet Prajnana; yaitu, kerusakan yang diakibatkan oleh kebodohan dapat disembuhkan dengan pengetahuan yang lebih tinggi."

(Sathya Sai Baba)

===============================================
 ''no other human community has gone so deep into the problem of birth and death, of thoughts, and the continuity of the consequences of thought, word and deeds after death, as the hindus. the solutions they discovered and verified are so universal, so convincing and so benefisial for individual and social uplift, that they have stood the test of centuries of critical assessment by scholars and sages of all lands. one commendable feature of this investigation is that reason has never taken a second place. at every step of the sadhana is to reinforced by reason. the sadhana is the regimen. the disease of ajnana (ignorance) is cured by the 'tablet' prajnana (higher knowledge); that is to say, the damaging consequence of ignorance is cured by the higher knowledge''

-- sathya sai
===============================================

सधन I. DS-S: 30


30.

" Untuk mencapai dan memahami ke-Tuhanan, kita harus menjalankan Sadhana dan berkelakuan sedikit banyaknya, seperti Tuhan."

(Sathya Sai Baba)

=============================================
 '' in order to attain and understand divinity, we must undertake sadhana and behave in a way that is like the divine''


---sathya sai baba
============================================= 

सधन I. DS-S: 29


29.

"Kamu diperingatkan untuk menggunakan waktu dalam meditasi atau Japam, atau mengejar dengan diam- diam Namasmarana; untuk kedamaian dan kebahagiaan yang tidak dapat diketemukan di dunia luar; karena harta kekayaan tersebut tersembunyi didalam kerajaan hati manusia; sekali ditemukan, orang tak akan menjadi lebih sedih atau goncang. Sebab itu pergunakanlah suasana yang suci ini , kesempatan yang indah, suatu hari yang sangat berharga untuk diisi sepenuhnya. Dengan setiap hirupan nafas , nyatakanlah Nama Tuhan. Hidup didalam Tuhan, untuk Tuhan, bersama Tuhan."

(Sathya Sai Baba)

=============================================
 ''tou are advised to spend time in meditation or japam or the quiet pursuit of namasmarana; for, peace and joy are not to be found in external nature. they are treasures lying hidden in the inner realm of man: once they are located, man can never more be sad or agitated. so use this holy atmosphere, this splendid chance, these precious days to the fullest. with every inhalation, utter the name of god; with every wxhalation, utter the name of god. live in god, for him , with him''


--- sathya sai baba
============================================= 

सधन I. DS-S: 28


28.

"Mata harus dilatih untuk menemukan tapak kaki Tuhan; dalam proses ini pikiran harus dikuasai. Rohani adalah porosnya pikiran dan perasaan. Hati adalah aspek pikiran dari Brahman; kesadaran yang Absolut. Kepribadian yang absolut akan memanifestasikan diri-nya pada kegiatan membayang-bayangkan dari manah atau hati. Akan tetapi, mestinya diarahkan kepada yang Absolut, ia memutarnya keluar dan mulai menggunakan panca indera sebagai alat, ia melupakan sumbernya yaitu Atman. Mengapa dan bagaimana ini terjadi, tak dapat diterangkan; kita ketahui kejadian ini dan dapat dihindari atau dihalangi. Akal budhi tak dapat mengerti atau memahami rahasia yang disebut Maya, karena akal budhi diikat olehnya. Itulah sebabnya seseorang harus melampaui akal budhi untuk mampu memahaminya; dan itulah kenyataan yang harus dihadapi. Hati (manah) adalah latar belakangnya. Apabila pikiran dan kegiatan hati nampak sehat, tanpa kekerasan, dipenuhi dengan cinta kasih dan secara moral harmonis, maka kedamaian sangat dekat dan Brahman dapat dicapai. Itulah sebabnya mengapa Sadhana harus diikuti (dilaksanakan) secara tepat, untuk melatih akal bathin kearah Tuhan, sumber segala sumber."

(Sathya Sai Baba)

==============================================
 '' the eyes have to be trained to discover the footprints of god; in the process, the mind has to be mastered. the mind is the pivot of thougts and feelings. the mind is the thinking aspect of brahman; the absolute consciousness. the absolute self manifesting itself in imaginative activity in mind. however, instead of turning towards the absolute, it turns outward, and starts using the senses as its instrument. it forgets its source, the atma. how and why this happens is iexplicable. we know that this happens and that it can be avoided and prevented. the intelect cannot grasp the secret, which is called, maya (the mysterious, creative and delusive power of brahman through which god projects the appearance of the universe), for it too is bound by it. one has to transcend the intelect in order to understand it that is a fact and the fact has to be faced. the mind is the background of the world. if thoughts and activities of the mind are sound, healthy, non-violent, filled with love, morally harmonious, then, peace is near at hand and brahman can be attained. that is why sadhana is to be strictly pursued to train the mind inward, toward god, its source''


--- sathya sai baba
==============================================

 

सधन I. DS-S: 27


27.

"Apabila kamu memasuki toko dan memilih kain untuk bahan celana atau kemeja, kamu minta yang warna hitam; dan apa alasan memilih yang hitam dan tidak menyukai yang putih atau warna muda, karena yang hitam mampu menyembunyikan kotoran. Keinginan tidak untuk menyisihkan kotoran, tetapi menyembunyikan dari pandangan. Inilah yang merupakan kelemahan menyeluruh. Orang-orang malu karena kotoran; mereka tidak mencari kebersihan pada hatinya, yang dapat diperoleh hanya dengan Kasih Sayang dan Kebenaran. Juga dengan mengulangi mantra menghubungi Guru (Tuhan), serta dengan disiplin rokhani (Sadhana) yang dipraktekkan secara teratur, mantap dengan penuh kepercayaan."

(Sathya Sai Baba)

==============================================
 ''when you enter a shop and select cloth for pants or bush shirts, you ask for black, and the reason why you prefer that colour and dislike white or light shades is that the black will not reveal dirt! the desire is not to remove the dirt, but, to hide it from gaze. this has become a universal weakness. people are ashaned of dirt; they do not seek cleanliness in the heart. that can be won only through prema and sathya (truth), through the repetition of the manthra communicated by the guru and by sadhana, practised regularly and steadily, with faith''


---- sathya sai
==============================================

सधन I. DS-S: 26


26.

"Seperti gajah liar yang berkeliaran di hutan, yang pemimpin gerombolannya terjerat dan tertangkap dan dilatih duduk pada meja berkaki tiga di arena sirkus, demikian juga pikiran manusia harus dilatih secara sistematik dalam proses disiplin. (Sama, Dama, Uparathi, Thithiksha, Sraddha, dan Samadhana) dimana semuanya ini merongrong kepentingan manusia. Untuk menjadi seorang hakim dan jaksa, seseorang harus berijasah sarjana hukum; untuk menjadi seorang dokter, diperlukan ijasah kedokteran dan mendaftarkan pada Kementrian Kesehatan. Dimana-mana untuk setiap profesi atau jabatan diperlukan kemampuanmu. Berapa banyak hitungan yang pantas yang diperlukan dalam lapangan spirituil? Untuk memperoleh karunia Tuhan? Kamu berangan-angan tinggi, namun tidak berusaha untuk mencapai ketinggian tersebut.
Dalam masalah kerohanian, kepercayaan adalah sangat penting. Keragu-raguan menggoncangkan dasar dari Sadhana, sebab itu harus dihindarkan. Percaya pada kebijaksanaan kuno, tidak memasuki otakmu yang kecil, apalagi terhadap gerak hati orang-orang bijaksana yang suci dan penemuan mereka."

(Sathya Sai Baba)

==============================================
 ''just as the wild elephant, roaming in the forest as the head of the herd, is trapped and trained to sit on a three legged stool in the circus ring, the maind of man too has to be trained by a systematic process of discipline -- sama (control of the senses), dama (detachment), uparathi (practice of withdrawal of senses from the objective world), thithiksha (vigilance, fortitude), sraddha (steady faith) and samadhana (mind control) -- so that it may subserve the ebst interests of man. to go before a magistrate and plead, one has to pass the LL.B. degree examination; to be able to prescribe medicine to asick man, you must pass the M.B.B.S. degree examination. you have to obtain  a lisence or have your name entered in the register of medical practioners. everywhere for every profesion or post they ask you your qualifications. how much more is the need for proper qualifications in the spiritual field, for winning the grace of the god? you aim high, but, you make no effort to reach that height. in spiritual matters, faith is the very essence. doubt shakes the foundations of sadhana and is, therefore, to be avoided. have faith in the wisdom of the ancients; do not pit your tiny little brain against the intuitions of saints and their discoveries''

-- sathya sai
==============================================

सधन I. DS-S: 25


25.

"Apabila kamu tertekan oleh apa yang kamu perkirakan sebagai kehilangan atau mala petaka, bergabunglah pada Namasmarana mengucapkan dan mengingat Nama-nama Tuhan, yang akan memberimu hiburan, keberanian dan pandangan yang benar.
Ingatlah, kesedihan dan mala petaka yang dialami oleh para arif bijaksana yang diterima dengan pasrah pada setiap prahara.
Orang mentertawainya dan menyebutnya gila; tetapi para arif bijaksana mengetahui bahwa mereka dalam karunia kasih sayang Tuhan; bukan dalam Rumah Sakit Jiwa.
Mereka mempunyai penuh kepercayaan pada nasib mereka, begitu pula kepada Tuhan; mereka tersenyum bila halangan menghadang kegembiraan mereka, karena mereka tahu, kekuatan mereka yang terpendam, tersimpan dalam Atma."

(Sathya Sai Baba)

===============================================
 ''when you are depressed by what appears to be loss or calamity, engage yourselves in namasmarana, the recitation and recollection of the names of the lord; that will give you consolation, courage and the true perspective. remember the distress and calamity that the saints underwent with enthusiastic welcome and be calm during every storm. people laughed at them and called them mad; but they knew that they were in the grace hospital of god, not the mental hospital of man. they had full faith in their destiny and so they had full faith in god; they laughed when calamities tried to cow down their eagerness, for they knew their latent strength of atma (divine soul) within''

--- sathya sai
=============================================== 

सधन I. DS-S: 24


24.

"Penyerahan diri baru dapat dilakukan hanya setelah kemampuan penguasaan tak terpengaruh dari bujukan kesenangan panca indra, disertai dengan kemampuan membedakan antara kebenaran dan kepalsuan. Cacat ke-Akuan dan ke-Milikan harus dikuras dengan keteguhan Sadhana dan yang penting dari disiplin rokhani adalah pemujaan Nama Suci Tuhan (Namasmarana). karena apabila kamu bernaung dibawah Nama Tuhan Yang Maha Agung, Yang Maha Pengasih, Yang Maha Jaya dan Maha Berada; dan semuanya ini tertanam dalam kesadaran, kemampuan dan kecakapan seperti tertutupi dalam ke Ilahian. Dengan demikian kerendahan hati bertambah, penyerahan diri menjadi mungkin dan sangat mudah. Inilah tujuan kehadiran manusia di dunia, untuk melihat Tuhan dan bergabung dalam kejayaanNya. Semua kemenangan yang lain adalah percuma. Kitab-kitab Weda menunjukkan hal ini sebagai tujuan akhir dari umat manusia. Upanisad-upanisad menerangkan jalan tersebut, Bhagawadgita meneranginya. Orang-orang suci dan arif bjaksana menyatakan keagungan jalan itu. Awatara datang, apabila manusia tersesat, hilang dikegelapan dan menjadi korban."

(Sathya Sai Baba)

===============================================
 ''surrender can be effected only after the perfection of detachment from sensual pleasures, accompanied by discrimination between the real and the unreal. the taints of 'i' and 'mine' have to be removed by rigorous sadhana, chief among the disciplines being namasmarana (repeating the name of the lord); for, when you dwell on the names of the lord, his majesty, his grace, his potence, his pervasiveness, these get fixed in the consciousness and one's own capacities and capabilities get eclipsed in the divine. so, humility increases and surrender is posible, quite easily. this is the very purpose of human existence, to see god and merge in his glory. all other victories are futile. the vedas proclaim this to be the final goal of man. the upanishads declare the path. the gita illumines it. the saints and sages proclaim its grandeur. avathars (incarnations of god) come when people stray away from it and get lost in the wilderness and the wastes''


---sathya sai
=============================================== 

सधन SADHANA : DISIPLIN SPIRITUIL

Merupakan point-point spiritual yang disarikan dari wejangan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba, yang pertama kalinya dihimpun oleh alm. N.Kasturi, "SADHANA The Inward Path Quotations from the divine discourse of Bhagavan Sri Sathya Sai Baba".
yang dialih bahasakan oleh Dr I Dewa Gde Malih.

ओम साईं नमो नम:
श्री साईं नमो नम:
जय जय साईं नमो नम:
सद्गुरु साईं नमो नम: