सधन III. SKJ:13

Japamala(tasbih) mengajarkanmu tentang kesatuan, meskipun ia memiliki seratus delapan (108) manik-manik. Bila itu adalah sebuah spatika mala (manik-manik kristal), kamu dapat melihat benang yang menelusuri dan menembus setiap manik, kenyataan bathin dalam mana semua ini berhubungan. Bila manik-manik itu tidak tembus pandang, kamu masih mengetahui bahwa benang tetap melaluinya, mengikatnya bersama, dan merupakan dasar keadaan mala itu. Mengapa berjumlah 108 buah, 108 adalah hasil perkalian 12 dan 9; 12 adalah jumlah aditya, benda sumber cahaya yang mengungkapkan dunia onjektif, sehingga merupakan simbol-simbol dari aspek sakara (dunia nama dan rupa, yang bermacam-macam, keanekaragaman penampakan, gambar-gambar yang berganti -ganti); 9 adalah layar dimana gambar-gambar itu terlihat, dasar, seperti tali yang menipumu seperti ular diatas tanah, Brahman, tanpa nama, tanpa rupa, kekal dan mutlak. 9 adalah angka brahman, karena ia selalu 9, meskipun beberapa kali kamu mengalikannya. ia itu kekal karena 9 dikalikan dengan angka apapun, bila hasilnya dijumlahkan hasilnya tetap 9. Sehingga, bila kamu menggilir manik-manik, mengingatkan dirimu sendiri kenyataan bahwa ada kebenaran dan kepalsuan yang menggelikan dalam dunia ini, kepalsuan menarik, membingungkan, dan menggembirakan adalah memperdayakanmu, membelokkan kamu kejalan berliku-liku; kebenaran membuatmu bebas.

Peganglah tasbih pada jari tengah, gunakan ketiga jari guna bersama sama. Ini berarti kamu sekarang mencoba mengatasi dunia dari sifat dan sifat dari nama dan rupa, karena keserbaragaman yang diakibatkan oleh segala perubahan ini dan maju kearah pengetahuan kesatuan. jari dari jiwa pelan-pelan menyampaikan setiap biji manik-manik kearah ibu jari Brahman, menyentuh ujung jari brahman ketika manik-manik itu melewatinya, sehingga proses penyatuan ditekankan dengan setiap manik-manik dan setiap nafas, karena, selama jari belajar dan mengajar pelajaran, lidah juga mengulang-ngulang Manthra atau Nama, dengan Pranawa. japamala sangat berfaedah bagi para pemula dalam sadhana, tetapi sambil kamu maju, japa harus menjadi nafas hidupmu, sehingga perputaran manik-manik menjadi percuma dan tidak praktis dimana kamu sudah tidak berminat lagi. Sarwadaa-sarwa kaaleshu sarwatra hari chinthanam: Selalu, disegala waktu, disegala tempat, Hari (Tuhan) dimeditasikan. itulah tahapan kemana japamala akan menuntunmu. Kamu tak perlu terikat dengannya selamanya; itu hanyalah alat yang aneh. Ban untuk berenang harus dibuang bila kamu telah belajar berenang, juga tongkat ketiak bila kamu dapat berjalan.

सधन SADHANA : DISIPLIN SPIRITUIL

Merupakan point-point spiritual yang disarikan dari wejangan Bhagavan Sri Sathya Sai Baba, yang pertama kalinya dihimpun oleh alm. N.Kasturi, "SADHANA The Inward Path Quotations from the divine discourse of Bhagavan Sri Sathya Sai Baba".
yang dialih bahasakan oleh Dr I Dewa Gde Malih.

ओम साईं नमो नम:
श्री साईं नमो नम:
जय जय साईं नमो नम:
सद्गुरु साईं नमो नम: